Minggu, 06 Juli 2014

Ciri-ciri, Perkembangbiakan dan Manfaat Bakteri



  • Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler prokariotik ( inti selnya tidak memiliki membran/selaput inti ) yang mempunyai diding sel seperti tumbuhan namun umumnya tidak berklorofil 
  • Bakteri bersifat kosmopolitan karena merupakan makhluk hidup yang  paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan , tanah, air, udara, dalam tubuh makhluk hidup dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim seperti di dalam magma.

Ciri-ciri Bakteri Bakteri : 

1. Organisme uniselluler ( tubuhnya terdiri atas satu sel saja )
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah/magma atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan


Struktur Bakteri :

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis4Hwqi6AVMu7nLzKY_MoZMlttJUQC0mrkNLLPNON9LDvDVEkxXp9F3WqxFMGWF_xLJwMChT62YjQhyvK2hmiZHXtQda86fwaj-mfhq1JnBNRroe9szf8Bh34tBSqzMVild9RA3rr9FLQ/s1600/struktur-bakteri1.jpgStruktur  Dasar Bakteri :
1. Dinding sel
tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). 

2. Membran plasma 
adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Di bagian dalam membran plasma terdapat lekukan-lekukan yang disebut mesosom.

3. Mesosom
Daerah  bagian dalam membran plasma yang mengalami lipatan. Fungsinya diduga sebagai organel respirasi sel. berarti mesosom menggantikan peranan organel mitikondria pada sel eukariotik. Namun keberadaan mesosom itu sendiri masih diperdebatkan sampai sekarang. 

4. Sitoplasma 
adalah cairan sel.  di dalam sitoplasma terdapat organel-organel dari sel seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, dan lain sebagainya.

5. Ribosom 
adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma berbentuk bulat-bulat kecil, tersusun atas protein dan RNA. Fungsinya untuk sintesa protein


6. Granula penyimpanan
untuk menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.


Struktur tambahan bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir 
adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air. 

2. Flagelum atau bulu cambuk 
adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Bentuknya mirip cambuk

3. Pilus dan fimbria 
adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. 

4. Klorosom 
adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. 

5. Vakuola gas 
terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 

6. Endospora 
adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif yang terbentuk jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai macam bentuk bakteri : 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDtxAc86HvJIFKhnoM0YE8JdQan3WEGkRXj-mPbxcKzunxFTgoKHYZ0p1jQ9te-u4mb-wSRkpDBjXv2NrWbw-6cxswWVcRyaPwZnZsyzG6ysFMEjfHry9BYoGOsgsBWXtrhTZoZdOmA6w/s1600/kokus.jpg1. Bakteri Kokus :
a.Monokokus yaitu berupa sel bakteri bulat tunggal

b.Diplokokus yaitu dua sel bakteri bulat yang berdempetan 

c.Tetrakokus yaitu empat sel bakteri bulat yang berdempetan berbentuk segi empat. 

d.Sarkina yaitu delapan sel bakteri bulat yang berdempetan membentuk kubus 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuP6w0GGrEMI3i_4Xpd5PMs6Yo6ZMZLbiRz5xYykyqJ_D-udOZTU8_o8ip1K4OTHQkvkob-pZaFhcYH2kH60DlcfJMH2OHKNrfEuBUT6emVISztH6ZVKVoTFXVZONVAKXjt9rBVbFzZC0/s1600/basil.jpg
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri bulat berdempetan membentuk rantai. 

f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur

2. Bakteri Basil :

a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri batang tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri batang yang berdempetan 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkzOge68x1f33gVzh_7yoPby7aiTsulSQQqXxSjxOH963jnmUHeXr5nSLumArGoNcmcRnMmpXwLKs2z9x8g91gVrV1iv3nr0C2RP58UMnpcoPBwmJjghgmIgMOuGneW3RAMG7CQ56HKqc/s1600/spirilia.jpgc. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma



Alat Gerak Bakteri 
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigA4WvzthyphenhyphenLxnh3nc1WgLoWbgKjG44KgPeAHq-erxGGfxlQeV2o6MzzPXzeuFFR4w85asrtC3vFw7LVAal80ZrtEXbHF4tsNO3YCZKPd7mOVEYwFo0SLFMsn7V5Te5rE8ErjSXxXVrM_U/s200/150px-Flagella.png
A. Monotrik B. Lofotrik C. Lofotrik D. Peritrik











a. Atrik, tidak mempunyai flagel.
b. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
c. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
d. Amfitrik, mempunyai flagel pada kedua ujungnya.
e. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.






Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :

1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.misalnya berdasarkan kisaran suhu tempat hidupnya bakteri dibagi menjadi 4 golongan : 

a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C
d. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C

Penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut :
a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter. 
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis 
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas. 
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal: Clostridium tetani.  Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh karena itu orang yang terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk mempercepat proses penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan Shigella. 

Penggolongan bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan :

a. Bakteri heterotrof
yaitu bakteri yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri heterotrof dibagi lagi menjadi 2 yaitu bakteri saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran, sampah dan bangkai makhluk hidup. Sedangkan bakteri parasit memperoleh makanan dari mengambil makanan makhluk hidup inangnya.

b. Bakteri autotrof 
yaitu bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof  dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: bakteri  fotoautotrof dan kemoautotrof. 
  • Bakteri fotoautrotof  yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
  • Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas , Nitrosocoocus, Nitrobacter

Cara Perkembangbiakan bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. 

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik antara bakteri satu dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Transformasi
adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain tanpa kontak langsung. Pada proses transformasi saat sel bakteri donor mengalami lisis/hancur akan menyebarkan materi genetik ke lingkungan sebagian dari materi genetik akan bergabung dengan materi genetik bakteri penerima. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_9MKBeI7Zg1aAACFYpcLppygyZNVGepIaB5QqN7knXmnCUc_ARJBgf9PU9gwq0cd8ffyO0rWWNESx6c7eKEm-RN_p9fUPzpPhlHoTLU5DM_IZrfB147MN1tvibBMx8joxNvzwyiOvE4U/s1600/biox05_7.jpg


2. Transduksi
adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, sel bakteri donor terinfeksi oleh virus bakteri / bakteriofage sehinggga bakteri mengalami siklis litik yang diakhiri dengan pecahnya sel bakteri/lisis dan mengeluarkan virus-virus baru hasil reproduksi virus dalam sel bakteri dan virus-virus baru ini juga membawa materi genetik dari bakteri. Virus-virus baru/bakteriofage yang nonvirulen (menimbulkan siklus lisogen) memindahkan materi genetik/DNA yang dibawanya dan bersatu dengan DNA bakteri inangnya. Materi genetik/DNA dari virus ini disebut profag.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg__4Yo_0Als2vbZqcDjT_OzFqKtJqhLP8PcCa7uF4kY_yNEo3O-ko_RodK7f_qGjadzs4HhhI2JwowoCfgpM3f1npMdzyT-mTRC2etsjVGXdrLZowZ-KFxxcXQ21N0o0WJ91Cs_4mUyp4/s1600/biox05_8.jpg

3. Konjugasi 
adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan yang disebut pilus. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.


Peranan Bakteri Dalam kehidupan manusia

bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut : 

1. Pembusukan/penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie

2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya :
  • Acetobacter pada pembuatan asam cuka
  • Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt
  • Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco 
  • Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt. 
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.

4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan dalam proses nitrifikasi mengikat Nitrogen bebas di udara dalam bentuk akhir ion nitrat yang dibutuhkan tanaman. Proses nitrifikasi sebenarnya terdiri dari dua tahap yaitu :
  • Nitritasi : oksidasi amonia (NH3) menjadi nitrit (NO2-) oleh bakteri nitrit. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus.
  • Nitratasi : oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3-) oleh bakteri nitrat. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrobacter
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah :
  • Bacillus polymyxa penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif
  • Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif
  • Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC 
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum

7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium

8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.


Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum

2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya :
  • Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC  
  • Vibrio cholerae penyebab kolera atau muntaber
  • Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus
  • Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis penyebab penyakit antraks pada sapi

4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya :
  • Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terungdll
  • Agrobacterium tumafaciens penyebab tumor pada tumbuhan

Isolasi Dan Identifikasi Bakteri



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kebanyakan penyakit bakerial dimulai dengan kolonisasi bakteri. Pengecualian terhadap cara ini adalah pada bakteri yang menyebabkan penyakit dengan menghasilkan eksotoksin ketika perkembangannya. Eksotoksin teringesti dan bertanggungjawab terhadap gejala penyakit. Bakteri penyebab toksin merupakan salah satu bakteri yang dapat membawa dampak terhadap masalah kesehatan dan kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh diare, nekrotik enteritis, hepatitis, dan renitis. Untuk mendapatkan metode pengendalian dan pencegahan infeksi suatu penyakit haruslah diketahui interaksi antara agen penyebab infeksi dengan hospes.
Masalah kesehatan sampai saat ini, merupakan masalah yang cukup serius untuk ditangani terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Seperti halnya bakteri Staphylococcus aureus yang banyak ditemukan pada pada tubuh manusia, seperti di ingus, dahak, tangan, kulit, luka terinfeksi, bisul dan jerawat, serta pada feses dan rambut. Lebih jauh, keberadaan bakteri ini, justru diperkirakan terdapat pada 20 persen orang dengan kondisi kesehatan yang tampaknya baik.

Sementara itu, makanan dapat terkontaminasi bakteri Staphylococcus ini adalah setelah proses pemasakan, dari pekerja yang terinfeksi. Adapun jenis makanan yang dapat menjadi sumber infeksi adalah makanan hasil olahan daging/unggas, ham, krim, susu, keju, saus, kentang, ikan dan telur masak, serta makanan dengan kandungaan protein yang tinggi lainnya.

Secara umum, bakteri ini tidak tahan panas. Namun, racun yang dihasilkannya sangat tahan panas, sehingga tidak dapat dihancurkan dengan pemanasan yang biasa digunakan pada pemasakan. Bahayanya, racun tersebut biasanya tidak menyebabkan perubahan tekstur, warna, bau, kenampakan, ataupun perubahan rasa makanan, sehingga tidak dapat terlihat secara fisik. Kondisi seperti inilah yang sering kali mengecohkan konsumen.
Oleh karena itu, masalah mengenai penyakit bakteri sangat perlu dilakukan suatu penelitian-penelitian sehingga dapat mengetahui apa obat dari bakteri pathogen tersebut yang dapat merusak kesehatan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan “Apakah Bakteri Staphylococcus aureus Katalase Positif (+)  dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan dampak dari Bakteri Staphylococcus aureus bagi tubuh manuasia !

D.    Manfaat Penulisan

  Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah yang berjudul ” Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus Katalasee Positif (+) adalah sebagai berikut:
1.         Untuk memberikan wawasan kepada kami penulis dan khususnya bagi pembaca makalah ini agar mendapat pemahaman yang cukup mengenai Bakteri Staphylococcus aureus Katalase Positif (+) dan dampak bakteri tersebut terhadap tubuh manusia ”.
2.         Sebagai wahana untuk mengetahui mekanisme dari Bakteri Staphylococcus aureus Katalase Positif (+) dalam tubuh manusia, sehingga dapat menyebabkan penyakit.      











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.

B.     Stuktur Metabolic
a.      Metabolik eksotoksin

Kebanyakan toksin protein dipanggil eksotoksin kerana ia dibebaskan dari bakteria dan bertindak ke atas sel hos jauh dari tempat ia dihasilkan. Enterotoksin ialah satu kumpulan eksotoksin yang lazimnya bertindak ke atas saluran gastrousus. Kebanyakan eksotoksin dihasilkan semasa fasa eksponen pertumbuhan dan penghasilannya adalah spesifik untuk sesuatu strain. Toksin bakteria adalah antara racun paling kuat yang diketahui. Toksin-toksin protein mempunyai persamaan ciri dengan enzim dan amat spesifik terhadap substrat tertentu serta mekanisme tindakan masing-masing. Substrat ini mungkin terdiri dari komponen sel tisu, organ atau kecair tubuh

Eksotoksin bersifat antigenik. Artinya, secara in vivo, aktivitasnya dapat dinetralkan oleh antibody yang spesifik untuk eksotoksin tersebut. Beberapa eksotoksin memiliki aktivitas sitotoksik yang sangat spesifik. Misalnya, toksin botulin yang hanya menyerang syaraf. Beberapa eksotoksin yang lain memiliki spektrum aktivitas yang lebih lebar dan menyebabkan kematian (nekrosis) dari beberapa sel dan jaringan (non spesifik) misalnya toksin yang diproduksi oleh staphylococci, streptococci, clostridia, dan sebagainya. Toksin dengan spektrum aktivitas yang lebar ini biasanya merusak membran sel inang dan menyebabkan kematian sel karena terjadinya kebocoran isi sel.Sitotoksin menyebabkan kerusakan secara intraseluler (didalam sitoplasma sel inang)

b.      Metabolik Endotoksin

Endotoksin adalah sebahagian dari dinding sel luar bakteria dan biasanya dikaitkan dengan bakteria Gram negatif kerana ia membentuk komponen membran luar sel bakteria tersebut. Aktiviti biologi endotoksin dikaitkan dengan lipopolisakarid (LPS). Ketoksikan LPS bergantung kepada komponen lipid A dan keimunogenan bergantung kepada komponen polisakarid. Antigen dinding sel (antigen O) bakteria Gram negatif merupakan komponen LPS. LPS sering terlibat dalam proses patologi bakteria Gram negatif. Struktur dinding sel bakteria Gram negatif ditunjukkan dalam rajah berikut:

Bakteria Gram negatif membebaskan kuantiti kecil endotoksin dalam bentuk larut tetapi sebahagian besarnya tergabung kepada sel dan dibebaskan apabila sel itu menjalani lisis. Jika dibandingkan dengan eksotoksin bakteria, endotoksin jauh kurang toksik dan kurang spesifik dalam tindakannya (kerana ia tidak bertindak sebagai enzim). Endotoksin adalah stabil haba (30 min, 100C).


C.    Isolasi Dan Diagnose
Hari 1 :
-          Specimen ditanam pada media isolasi Blood Agar Plate dan mannitol Salt Agar Plate
-          Masuk incubator 370 C,  selama 24 jam
Hari 2 :
-          Koloni yang tersangka staphylococcus dari Blood Agar Platen dan Mannitol Salt Agar dibuat praeparat, dilakukan pewarnaan gram
-          Kalau betul staphylococcus Gram (+), kemudian ditanam pada media Loeffler Serum, Nutrien agar, D-Nase agar dan mannitol.
-          Semuanya masukan ke incubator 370 C, selama 24 jam
Hari 3 :
-          Diamati dan dicatat pertumbuhan di media
-          Loeffler serum : berwarna kuning
-          Nutrien agar :dikerjakan Coagulase test atau staphylase test
-          D-Nase agar : dikerjakan D-Nase test
-          Gula mannitol : asam, dikerjakan catalase test
-          Kemudian hasil pengamatan media dan test-test tersebut dibandingkan dibandingkan dengan sifat-sifat cultural dan biochemisnya serta tabel, untuk ditemukan dignosa.
   Hari 4
              Amati hasil media Muller Hinton agar untuk uji sensitivitas. Dan Inkubasi 370C, 24 jam
 Uji Sensitivitas : Diameter zona hambat
-  Sensitif : > 16mm
-  Intermediet : > 13-15mm
-  Resisten : > 13mm










SKEMA PEMERIKSAAN
BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDAN3M1b-ec0n_AAZknFm54esFgY-EuJMh-uhni2Qu3lW8HBvOuz4XfQ9GpidlkAbDcPanR75xPGSayzcSR6XUp3wewkYup7sdeTJpYKz4IDjZixQAthogQoiDJ1BnY-kZBpiB0Ud3pS8/s400/ss.jpg


                                                                 
SENSITIFITI TES wrn kuning muda.  Tabung Na Cl 0.95% 2-3 ml dicampur dengan 2-3 ose bakteri selanjutnya buat goresan pada media D-Nase Agar inkubsi 24 jam 37 0C.  teteskan Hcl  ?% 2-3 tetes akan terjadi zona hambat

NA…….untuk pertumbuhan bakteri
 
D.    Morfologi Staphylococcus aureus

Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenis yang tidak bergerak, tidak berspora dan gram positif. Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur. Pembentukan kelompok ini terjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel anaknya cenderung dekat dengan sel induknya. Bersifat aerob dan tumbuh baik pada pembenihan yang sederhana pada temperatur optimum 37oC dan pH 7,4.  Merupakan salah satu bakteri yang cukup kebal diantara mikroorganisme yang tidak berspora tahan panas pada suhu 60oC selama 30 menit, tahan terhadap fenol selama 15 menit.

Scientific Classificatin

Domain        :               Bacteria
Kingdom      :              
Eubacteria
Phylum         :              
Firmicutes
Class              :              
Bacilli
Order            :              
Bacillales
Family           :              
Staphylococcaceae
Genus           :              
Staphylococcus
Species         :               S. aureus

Bentuknya Coccus/bulat, Ukurannya berdiameter 0,8-1 µm Susunannya 2-2, 4-4, bergerombol seperti buah anggur
                           

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1S9XyeWp7Vokqsd_HAuwbEQraHnKoKnmqHpStvqAaM4VCGXNZ1ELxQKlJr6n8KCYxRI53T2s4Z-aJGmLWpycm_L7KpkXXIE7KZeeSJfEKZKxsWU2Ipq-UPtk7s-bvbu_FeFkVIvpYbbc/s320/aad.jpg

E.     Pengujian-Pengujian  Bakteri Staphylococcus aureus

a.      Menggunakan Media MSA (Manitol Salt Agar)

Spesimen  mula-mula  ditanam  pada  media tryprone Hewit broth (THB), diikubasikan pada suhu 37°C, selama 24 jam.

Koloni bakteri yang tumbuh pada media THB ditanam ulang ke Plat Agar Darah dan diikubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Koloni bakteri yang bersifat mukoid selanjutnya ditanam ulang pada  media manitol salt agar (MSA) pada suhu 37°C, selama 24 jam. Adanya koloni S.  aureus  ditandai  dengan  perubahan warna media MSA dari merah menjadi kuning.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAqGz83Tc0P9keX3uC4Dwr66r0EDXUzgMLknAeQCuhtFTeXtJMxY0miUpwdFiKoWXTpw0y2boAIgQvz3qc4N51Q50mM2zinN0vZGKsuK8_f_cFG_If59VU5G_CULvgZMrqPnewdVtHJws/s320/fs.jpg
b.      Uji Katalase

Selama respirasi aerobik (proses fosforilasi oksidatif) mikroorganisme yang menghasilkan peroksida, bahkan ada yang menghasilkan superoksida yang sangat beracun. Senyawa ini dalam jumlah besar dapat menyebabkan kematian pada mikroorganisme. Senyawa ini dihailkan oleh mikroorganisme aerobik fakultatif aerob maupun mikroaerofilik yang menggunakan jalur respirasi aerobik

Satu ose dari koloni berwarna kuning dari media MSA dicampur dengan enzim katalase pada  kaca  objek.  Adanya  S.  aureus  ditandai terbentuknya gelembung gas


c.       Uji Koagulase Plasma

Satu  mililiter plasma darah kelinci dalam tabung reaksi  dicampur dengan 1  ose koloni bakteri, diinkubasikan pada   370C selama 24 jam.  Staphylococcus aureus  akan  meng-gumpalkan plasma darah kelinci.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIDdU3MwUInIm4MRexhE7gM524BiFzet6Fxo6DHCR-xyyYQNRBb24jksLZXM2INqHdfTgHfC2Hwm4ccUu6hj6MQtrRqrWUXCMG_clAwyoDNUrx0znffXUbj4w47YR3YpXz1uLoGzZeuW8/s200/as.JPG
d.      Penentuan Aktivitas  Hemolisin

Staphylococcus aureus   ditanam  pada  plat  agar darah  (agar  base,  Oxoid,  Jerman),  dan selanjutnya diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC. Adanya aktivitas hemolisin ditandai dengan adanya zona hemolisis  pada plat agar darah . Staphylococcus. aureus yang menghasilkan alfa-hemolisin akan membentuk zona  terang  di sekitar    koloni,  yang menghasilkan  beta-hemolisin  akan  membentuk  zona agak gelap di sekitar koloni, dan yang  menghasilkan  gama-hemolisin  tidak membentuk zona hemolisis di sekitar koloni. Sementara itu, kuman yang memproduksi kombinasi alfa-dan beta-hemolisin akan tampak zona gelap dan terang di sekitar koloni.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWAzvPLZFPNUViZLZ76iFaZPHZ81QR2fjnqIK1fvHQWc4dzBK2Is0GU9Psi8bADT2mQjd5DS4u4GXRkn9GZ3xZP9fhbZ0_bLUg5KGCbZZpHIUzpFdS4W_IOV0ziDj4yt88X7wPDfxvdms/s320/SD.jpg


e.       Uji Hidrofobisitas

Bakteri ditanam dalam 5 ml  kaldu Brain infusión (BHI)  dan diinkubasikan pada 37ºC selama 24 jam. Kultur bakteri kemudian divortex, dipindahkan kedalam tabung sentrifus dan disentrifus 5 menit pada kecepatan 5.000 rpm. Supernatan dibuang, dan pellet dicuci 3 kali dengan PBS.

 Pellet bakteri disuspensikan dengan  larutan  BaSO4,  konsentrasi  10 8  sel bakteri per ml. Sebanyak 50 µl suspensi bakteri dicampur dengan 50 µl Amonium Sulfat dengan konsentrasi 1,2M, 1,6, 2M, 2,4M dan 3,2M pada objek glas, dan diaduk dengan tusuk gigi steril. Uji hidrofobisitas dinyatakan positif bila terjadi agregasi bakteri yang tampak seperti pasir putih setelah campuran diaduk

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg212XYdsyIJGhvN287mVc-7tHXYYNQ__dWwwtwW5yISpMk5xnWBEH-dt4uZr0SxI03Xn2SwWBKvCDTep2FcD48BVWr2YEAVishcw7eB7vnPK3xFOBZoq0XRd3Zs4mWDS3fyUsrJYVE1J0/s320/SDF.jpg

f.        Uji Hemaglutinasi

Darah  kelinci  yang  diambil  dengan antikoagulan  0,2  M  sodium  sitrat  pH  5,2, disentrifus dan dicuci dua kali dengan 0,15 M NaCl.  Suspensi  sel  darah  merah  2%  dibuat dalam  larutan 0,15 M NaCl. Sebanyak  20 µl suspense bakteri yang mengandung sekitar 10  9 bakteri/ml  µl suspensi sel darah merah  dalam 0,15 NaCl dicampur dengan 20 kelinci 2%  di atas gelas obyek. Gelas objek digoyang selama 30  detik  dan  reaksi  hemaglutinasi  diamati Tingkat  hemaglutinasi  dinyatakan    reaksi sedang+  reaksi kuat,++ sebagai berikut:


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOOfnAJC_zE5BYtlZf-jn6aqsUE5Ph5gNXwCeHjSzxrqbWeQ8-IkZuXlsLm8i-jOyWMpHfIe9HZqlDN8ahXMTFIFgmp6QgVat-P-Ba8-M-E5Bw64HQ5dkxrr4ztZ_jikFTeJN4ItDe2no/s320/SDG.jpg

F.     Cara Penularan dan resistensi antibiotik 

a.      Cara Penularan

Staphylococcus aureus banyak bakteri yang dapat hidup di tubuh orang. Banyak orang yang sehat membawa Staphylococcus aureus tanpa terinfeksi. Fakta, 25-30 % atau 1/3 bagian tubuh kita terdapat bakteri Staphylococcus aureus. Yang terdapat pada permukaan kulit, hidung, tanpa menyebabkan infeksi. menyebabkan infeksi. Ini dikenal sebagai koloni bakteri. Jika sengaja dimasukan dalam tubuh melalui luka akan menyebabkan infeksi. Biasanya sedikit dan tidak membutuhkan perawatan khusus, Kadang-kadang, Staphylococcus aureus dapat menyebabkan masalah serius seperti luka atau pneumonia (radang paru-paru)

Penularan terjadi karena mengkonsumsi produk makanan yang mengandung enterotoksin staphylococcus. terutama yg diolah dengan tangan, baik yang tidak segera dimasak dengan baik ataupun karena proses pemanasan atau penyimpanan yang tidak tepat. Jenis makanan tersebut seperti pastries, custard, saus salad, sandwhich, daging cincang dan produk daging. Bila makanan tersebut dibiarkan pada suhu kamar untuk beberapa jam sebelum dikonsumsi, maka staphylococcus yang memproduksi toksin akan berkembang biak dan akan memproduksi toksin tahan panas.

Masa inkubasi mulai dari saat mengkonsumsi makanan tercemar sampai dengan timbulnya gejala klinis yang berlangsung antara 30 menit sampai dengan 8 jam, biasanya berkisar antara 2-4 jam

                           
b.      Resistensi Antibiotik

Strain staphylococcus aureus yang multiresisten telah banyak dilaporkan dengan frekuensi peningkatan resistensi yang cukup tinggi termaksud resisten terhadap methicillin, lincosamide, macrolide, aminoglikosida, atau kombinasi dari berbagai antimikroba 

MRSA (Methicillin-Resistant-Staphylococcus aureus) adalah penghambat Staphylococcus aureus yang bersifat pekah terhadap methicillin dan berhubungan beta-lactam zat antibiotic ( penisilin, oxacillin, amoxacillin). MRSA sudah meningkatkan resistant yang tidak hanya ke beta-lactam zat antibiotic, tetapi beberapa kelas zat antibiotic lainya. Beberapa MRSA adalah bersifat resistan untuk satu atau dua antibiotic yang mencangkup vancomycin.  VRSA ( Vancomycin-Resistant Staph aureus) atau VRSA adalah dapat memberikan zona hambat pada pertumbuhan bakteri S. aureus
Table . MIC50 and MIC90 of staphylococcal antibiotics against community-acquired methicillin resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA) from Europe (46 isolates), United States (22 isolates), and Oceania (13 isolates)

Isolates from Europe
Isolates from United States and Oceania
Antibiotics
MIC50 mg/L
MIC90 mg/L
Range mg/L
MIC50 mg/L
MIC90 mg/L
Range mg/L
Benzyl-penicillin
8
8
0.25-8
16
16
4-32
Oxacillin
16
32
4-64
64
64
16-64
Kanamycin
128
128
128
2
2
2
Tobramycin
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
Gentamicin
1
1
0.5-1
1
1
0.5-2
Erythromycin
0.5
128
0.25-128
0.25
0.5
0.25-128
Lincomycin
0.5
0.5
0.5-32
0.5
0.5
0.25-32
Pristinamycin
0.5
0.5
0.12-1
0.5
0.5
0.12-1
Tetracycline
16
16
0.25-16
0.25
0.25
0.25-32
Minocycline
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
Chloramphenicol
4
4
4-8
4
8
4-8
Ofloxacin
0.12
0.12
0.12-0.5
0.12
0.25
0.12-1
Fusidic acid
4
4
0.12-64
0.12
0.12
0.12
Vancomycin
0.5
0;5
0.5-1
0.5
0;5
0.5-1
Teicoplanin
0.5
0.5
0.25-0.5
0.25
0.5
0.25-0.5
Fosfomycin
2
2
0.25-2
1
2
0.25-2
Rifampin
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
Co-trimoxazole
0.5/9.5
0.5/9.5
0.5/9.5
0.5/9.5
0.5/9.5
0.5/9.5
Linezolid
0.5
1
0.25-1
0.5
1
0.25-1
Mupirocin
0.12
0.12
0.12-8
0.12
0.12
0.12


G.    Cara Pengendalian Infeksi Staphylococcus aureus

Untuk pengendalian Staphylococcus aureus ( mencakup MRSA) melalui human-to-human, walaupun beberapa dokter hewan sudah menemukan yang dapat menyebabkan infeksi ke host, dengan pencemaran lingkungan. Penekanan pada  cuci tangan basis dasar teknik kemudian efektif mencegah transmisi Staphylococcus aureus. Penggunaan sarung tangan dapat sehingga mengurangi kontak skin-to-skin.

Penggunaan Alkohol telah terbukti sanitizer melawan MRSA. Quaternary ammonium dapat digunakan bersama dengan alkohol untuk membersihkan dan mencegahan infeksi nosocomial. Nonprotein amino L-Homoarginine asam adalah suatu penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus seperti halnya Candida albicans, hal ini diasumsikan untuk;menjadi suatu antimetabolite arginine. BBC melaporkan bahwa suatu penyemprotan alat penguap beberapa kotoran minyak ( mencakup pohon teh oil) ke dalam atmospir mengurangi 90% peningkatan bakteri di udara dan mengendalikan MRSA yang dapat menyebabkan infeksi/peradangan.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning

B.     Saran
Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan.